SimalungunBoaBoaNews
Menghidupkan Kembali Perusahaan Daerah yang sudah ‘mati’ sejak 2014 yang lalu, Bupati Simalungun mengusulkan Gelontoran Modal Tambahan dan Perobahan Peraturan Daerah, sekaligus merubah status Agro Madear yang dulu hanya Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda).
Hal ini menjadi pembahasan yang rumit ketika Panitia Khusus mengadakan Rapat pada Kamis 3 Nopember kemarin di Ruang Rapat Banggar DPRD Simalungun. Panitia Khusus (Pansus) yang dibentuk DPRD untuk membahas Usulan yang berpotensi merugikan Keuangan Daerah Simalungun ini, dipimpin Bernard Damanik SE dari Fraksi Nasdem dengan 12 Anggota dari lintas Partai.
Pengusul diwakili Asisten Ir Ramadhani Purba didampingi Kabag Hukum Franky Purba SH dan Direktur Utama Agro Madear Trigona Sipayung, yang kebelet diangkat Bupati Radiapoh H Sinaga, yang tak sabar menunggu Persetujuan DPRD.
PD Agro Madear berdiri sejak 2007, di masa Bupati masih dijabat Drs Zulkarnaen Damanik. Untuk modal awal Pemkab Simalungun mengucurkan Modal awal sebesar Rp 815 juta. Di tahun 2008, Pemkab menambah modal Agro Madear sebesar Rp 4,15 miliar, namun sialnya, hingga Zulkarnaen Damanik, berakhir masa jabatannya, Agro Madear tak menunjukkan kinerja yang jelas, hingga akhirnya ‘kayu sebelum berkembang’.
Di Era kepemimpinan JR Saragih SH, Bupati Simalungun, Agro Madear di operasikan kembali, pada 14 Maret 2012 Pemkab Simalungun mengucurkan Modal tambahan sebesar Rp 1 miliar, tanpa lebih dulu meminta pertanggung jawaban Direksi yang lama, dan tanpa Audit Independen dan di16 April 2013, Pemkab kembali menambah modal sebesar Rp 500 juta, namun di tahun 2014, Agro Madear yang sudah megap-megap akhirnya Mati.
Sejak Agro Madear meninggal di 2014, hingga Masa Bhakti JR Saragih berakhir Laporan Pertanggung Jawaban Agro Madear tidak jelas, bahkan Audit BPK hanya meninggalkan Opini TMP (Tanpa Memberi Penilaian) karena tak memiliki Nilai-nilai yang mengandung unsur penilayan, hingga BPK hanya bisa memutuskan TMP.
Bupati berganti, Radiapoh kini memimpin, kembali melirik Agro Madear untuk dihidupkan lagi, hal ini yang memicu perdebatan sengit di kalangan DPRD Simalungun. Banyak pertanyaan di benak para Dewan, tentang niat Bupati Radiapoh yang ingin menghidupkan Perusahaan Daerah yang sudah Dia kali ‘Mati’ ini. DPRD tak habis pikir, ada apa dibalik rencana sang Bupati.
Rapat Pansus kemaren yang dipimpin Bernard Damanik didampingi Wakil Ketua DPRD Sastro Sirait yang juga Ketua Gerindra Simalungun serta Jasser Gultom dari PDIP. Anggota yang hadir antara lain Anto BD SE dari Golkar, Saryadi Saragih ST dari Perindo yang juga Ketua partainya Harry Tanuwijaya ini, Suryawan SE dari Hanura, dan Badri Kalimantan, semuanya mengecam Eksekutip dan Direksi Agro Madear yang gelagapan mencari cari jawaban yang masuk akal.
Pertanyaan yang menyangkut Pasal-pasal Perubahan Perda yang disusun Eksekutip, pun sulit mereka jawab apalagi pertanyaan yang menyangkut laporan keuangan Agro Madear yang sudah mati.
Tekanan DPRD pada Rapat terbuka yang diikuti BoaBoaNews Kamis 3/11-2022 kemaren, adalah agar Eksekutip(Pemkab) maupun Direksi baru, mengadukan Direksi yang lama ke Aparat Penegak Hukum, agar Pertanggung jawaban Keuangan yang diduga ditilap sebesar Rp 6,465 Miliar tersebut bisa dikunci, sehingga Direksi yang baru tidak belepotan dengan Kewajiban pada pertanggung jawaban yang lalu.
It Ramadhani Purba dan Franky Purba SH meminta Rekomendasi tertulis dari DPRD agar Mereka mengadukan Direksi yang lama. Permintaan Eksekutip yang dinilai konyol oleh DPRD ini membuktikan bahwa Personel Pemkab Simalungun kurang memahami tupoksi masing-nasing.
Para Anggota Pansus mengatakan bahwa Pemkab Simalungun sebagai Owner Agro Madear, harusnya sejak Operasional Agro Madear berhenti Pemkab seharusnya sudah bertindak, mengapa setelah berniat menghidupkan kembali Agro Madear, tak juga muncul Inisiatif Pemkab mengeluarkan Pertanggung jawaban Direksi yang lama? Ucap Bernard Damanik menjawab BoaBoaNews yang mengkonfirmasi pernyataan Eksekutip tentang Rekomendasi pengaduan.
Pertanyaan sekaligus pernyataan Bernard yang diamini seluruh rekan-rekannya menjadi pertanyaan menggantung di benak BoaBoaNews yang terpaksa meninggalkan Rapat Pansus yang belum berakhir di sela-sela guyuran hujan lebat di Siang menjelang Petang kemaren.
Banyak pihak merasa heran tentang niat Bupati menghidupkan Agro Madear yang telah menggelapkan Keuangan Simalungun sebesar Rp 6,465 Miliar ini. Keheranan semakin besar melihat keengganan pihak Eksekutip melaporkan Direksi yang lama, hingga mempediarkan kondisi Agro Madear sejak 2014 hingga kini, tanpa tindakan apapun, Aneh kan? (tav/elf)