Pematang Siantar BoaBoaNews
Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA membuka secara resmi Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pematang Siantar, dirangkai dengan Silaturahim Ulama, Umara, TNI/Polri di Hotel Khas Parapat, Sumut, Minggu (18/12/2022)
Ketua Panitia Pelaksana Fakhrudin Sagala MPd dalam laporannya menyebutkan, kepengurusan PD MUI Kota Pematang Siantar Masa Khidmat 2017-2022 berakhir Desember 2022. Sehingga digelar musda selama dua hari, Minggu (18/12/2022) dan Senin (19/12/2022).
Musda yang mengambil thema Peran Ulama Memperkuat Silaturahim Meneguhkan Islam Wasathiyah untuk Perbaikan Akhlak Bangsa, bertujuan memilih pengurus PD MUI Kota Pematang Siantar Masa Khidmat 2022-2027.
Sementara itu, Ketua Umum DP MUI Kota Pematang Siantar Drs HM Ali Lubis dalam sambutannya menyampaikan, musda di setiap organisasi bertujuan menyampaikan laporan kegiatan yang telah dilakukan, menyusun program ke depan, serta memilih pengurus yang baru.
MUI Kota Pematang Siantar, lanjutnya, tidak akan berhasil menjalankan program-programnya tanpa dukungan semua pihak. Ia berharap lima tahun ke depan, DP MUI Kota Pematang Siantar menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini, Ali Lubis mengajak Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk bergandengan tangan sehingga Kota Pematang Siantar bisa menjadi lebih baik ke depan.
Ketua Umum DP MUI Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Dr H Maratua Simanjuntak MA menyampaikan tausiyah terkait Islam Wasathiyah. Islam Wasathiyah, katanya, bermakna umat pertengahan atau di tengah-tengah.
“Wasathiyah itu seimbang, yang merupakan salah satu dasar untuk rukun
Seimbang antara pengamalan ajaran agama dan hubungan antara agama,” terangnya.
Wali Kota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA dalam sambutannya
mengungkapkan, musda merupakan kekuasaan tertinggi organisasi dalam rangka pemilihan pengurus baru, penentuan arah kebijakan organisasi beberapa tahun ke depan. Juga merupakan salah satu bentuk pertanggung-jawaban kepengurusan sebelumnya.
Selain itu, musda juga untuk kaderisasi pengurus serta eksistensi organisasi ke depan. Ketua dan jajaran pengurus MUI Kota Pematang Siantar yang nantinya terpilih diharapkan amanah dan mampu menjalankan roda organisasi dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
MUI, lanjut dr Susanti, mengusung tugas besar membimbing dan membina umat Muslim di indonesia. Lahirnya MUI tidak lepas dari musyarawah yang digelar para ulama dari 26 perwakilan daerah di indonesia pada masa awal pendiriannya.
MUI juga telah banyak memberikan fatwa mengenai persoalan yang dihadapi umat Muslim, serta memiliki peran sentral sebagai penghubung antara umat dan pemerintah.
“Karenanya saya berharap MUI tetap memberikan solusi dan dorongan yang baik bagi umat, khususnya bagi masyarakat Kota Pematang Siantar,” ujar dr Susanti.
Melalui momentum musda diharapkan MUI dan pemerintah mampu bersinergi terutama di bidang Syiar Islam di Kota Pematang Siantar. Karena MUI dan pemerintah harus selalu menjadi mitra dalam mengimplementasikan tugas sebagai Himayatul Ummah (pelindung umat), Khadimul Ummah (pelayan umat), dan Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah), yang akan menjadi solusi dari seluruh masalah yang dihadapi umat.
Pembukaan Musda VII DP MUI Pematang Siantar ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali oleh dr Susanti. Selanjutnya penyerahan cenderamata dari MUI kepada dr Susanti dan Forkopimda.
(Togar Sinaga)