Pematang Siantar BoaBoaNews.
AKP SUKRI Istilah yang di proyeksikan sekelompok/seseorang Warga Kota Pematang Siantar, yang mengirimkan pesan melalui WA Kepada Berbagai lapisan Warga Masyarakat yang diharapkan memicu viralnya Informasi yang disebar kepada Masyarakat Siantar maupun diluar Siantar.
AKP, menurut informasi yang disebar melalui WA oleh ‘hantu’ dengan nomor HP 0822 7601 XXXX, yang tidak bisa dihubungi, baik melalui WA maupun telepon langsung. WA dikirim kemarin pada Pukul 08.01 di HP BoaBoaNews, dan berbagai kalangan di Siantar.
AKP sesuai Pesan tersebut adalah Kependekan dari ASN/KONTRAKTOR/OPD Korban Pemerasan, sedangkan Sukri adalah Sinonim yang dilekatkan kepada Walikota dan Suaminya.
Informasi yang disebar berbentuk bagan yang gampang dicerna. Didalam kotak bagan ada nama-nama Walikota dan Suaminya, ada nama Sekda dan Kadis serta Non PNS yang disebut-sebut Oknum Pengusaha baik dari Siantar maupun luar Siantar.
Keterangan dibawah bagan menjelaskan mekanisme Pemerasan yang dilakukan oleh SUKRI:
Menurut Informasi ‘hantu’ tersebut, SUKRI memerintahkan Sekda dan Kadis BPKD Memberikan Data Proyek dan Kegiatan kepada Pn (seorang swasta) lalu Pn memerintahkan Pes dan Raf (sesama swasta) menghubungi OPD/PPK dan Kontraktor untuk memotong dan menyetorkan komitmen fee dari setiap proyek maupun kegiatan yang dikerjakan sebesar 20% dari semua anggaran yang ada pada OPD se Kota Pematang Siantar.
Kegiatan dimaksud mulai dari Proyek pisik dan Jasa, hingga biaya rapat-rapat, bahkan biaya cetak dan ATK, tanpa kecuali termasuk biaya Makan/minum tanpa kecuali, seluruh (belanja, kecuali gaji dan honor, wajib, setor komitmen fee 20% kepada SUKRI.
Jumlah Komitmen Fee yang dikumpulkan oleh pesan dan Raf (yang jumlahnya ditaksir si ‘hantu’pengirim berjumlah Rp 25 Miliar/tahun) diserahkan kepada pn yang selanjutnya disetorkan pn ke SUKRI.
Masih isi pesan ‘hantu’ , pn mengaku aksinya didukung oleh APH, DPRD, LSM dan Wartawan.
Aksi AKP SUKRI ini disebut sebut sangat meresahkan dan menakutkan para pimpinan OPD/PPK dan Staf serta para Rekanan, karena dibalik Pemerasan tersebut ada ancaman kepada setiap pimpinan OPD/PPK/Staf dan para Rekanan, yang tidak bersedia menyetor akan diperiksa/dipanggil oleh APH.
Masih oleh si ‘hantu’ menginformasikan bahwa setoran tahun ini bakal dimanfaatkan oleh SUKRI untuk biaya mempertahankan kursi Walikota 5 tahun ke depan pada Pilkada mendatang.
BoaBoaNews yang menghubungi seseorang informan yang tidak mau nama maupun inisialnya ditulis, si Informan yang sudah kenyang berkecimpung di proyek-proyek pemerintah baik di tingkat Satu maupun di tingkat dia, yang kini vakum dari proyek menjelaskan bahwa sebagian besar informasi si ‘hantu’ tersebut ,sebenarnya bukan lagi rahasia, karena sejak Reformasi bergulir, yang namanya ‘Komitmen Fee’ itu sudah menjadi ‘Rahasia Umum’, terutama di kalangan Rekanan.
Seluruh Rekanan, Pengusaha yang menggantungkan hidup di Proyek Jasa dan Phisik Pemerintah, semuanya ‘wajib’ bayar Komitmen Fee, Sejak Era Reformasi . Saat ini persentasenya dipatok di Mayoritas Daerah, sebesar 20% namun di daerah tertentu ada yang menetapkan dibawah 20%.
Menurut Sumber Informan BOABOANEWS yang menutup identitasnya, diduga si ‘Hantu’ adalah ‘Orang Dalam’ yang mengetahui persis kondisi di Pemerintahan (Pemko). Mengapa membocorkan, karena si ‘Hantu’ berharap ‘pemerasan’ itu bisa digagalkan, sehingga komitmen fee nya bisa dinikmati orang dalam. Masih dari Informan BoaBoaNews(BBN), Orang Dalam tersebut memperhitungkan bahwa Walikota sekarang, tipis peluangnya untuk menang, sehingga tak perlu lagi nyetor ke dia, terutama karena Peraturan mengatakan bahwa Kepala Daerah, tidak bisa lagu mengganti Pejabat ASN 6 Bulan sebelum masa bhaktinya berakhir.
Seperti diketahui, bahwa Walikota sekarang adalah mantan Wakil Walikota terpilih masa bhakti 2020-2024 yang kekuasaannya berakhir Oktober tahun ini.
Orang Dalam dimaksud diduga ASN yang saat ini menduduki posisi strategis di Pemko Pematang Siantar. Disisi lain, beberapa Balon Walikota yang ambisius, melihat Walikota sekarang memiliki ‘Peluang’ lebih besar dari pada si Balon Ambisius, maka demi memuluskan ambisius, walikota Incumbent harus disingkirkan. Lucunya menurut informan BBN, Balon Ambisius yang berniat menyingkirkan Incumbent bukan cuma satu, ucap Informan serius.
Masih oleh Informan, bahwa sebetulnya figur swasta di Bagan tersebut, tidak punya Akses, terhadap Issue tentang Pemerasan dimaksud, para Swasta tersebut hanya Pengusaha Murni yang hanya sebatas menginginkan dapat Kue di Pembagian Proyek, meskipun jadi terlibat di siklus Pemerasan yang disebut AKP Sukri tersebut. Para Swasta tersebut hanya sebatas mengincer Kue Pembangunan, bahkan sesuai pengalaman mereka, Kue bagiannya juga bukan gratis dari Komitmen Fee, mereka juga dipaksa setor Komitmen Fee, sama seperti Rekanan-Rekanan yang lain, tak ada bedanya, lanjut si Informan datar, maka kesimpulan yang informan sikapi adalah, adanya orang dalam yang berkolaborasi dengan Beberapa Balon untuk menjatuhkan Incumbent, tutup Informan mengakhiri.
Banyak orang kasak kusuk oleh menyebarnya Pesan WA dari satu nomor ‘hantu’ tersebut, terutama orang/oknum yang identitasnya disebut terang-terangan, baik nama kecilnya maupun jabatannya, begitu juga oknum yang jabatannya disebut akan tetapi nama kecilnya tidak disebut.
Dari beredarnya WA ‘hantu’ ini, masyarakat semakin yakin bahwa ‘KOMITMEN FEE’ itu benar adanya dan sudah bertahun-tahun terlaksana, yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa Pemerintah Pusat membiarkan Uang yang seyogyanya bisa mensejahterakan Rakyat itu, hanya dinikmati sekelompok kecil Elit yang berpesta pora mengukur dosa, tanpa takut di gilas hukum, karena diduga APH juga kebagian bahkan instansi atasan para KDH juga turut mencicipi.
Masyarakat berharap PRESIDEN Terpilih, kelak mampu mengikis Korupsi berzamaah ini jika tidak Republik ini bisa tenggelam, ujar para Pencinta RI ini resah. (tv)