PematangsiantarBoaBoaNews.
Pendamping Sosial yang direkrut Pemerintah Pusat untuk mendampingi Aparat Desa terutama Kepala Dusun, untuk mendata ulang penerima Bantuan, agar Bantuan tidak salah sasaran, sebagaimana banyak ditemukan di berbagai Daerah.
Winda Amalia, Pendamping Sosial yang bersama Dua kawannya, yang bersama Maujana (BPD, red) Nagori Sitalasari, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, menggelar Musyawarah Desa Khusus, pada Selasa 19 April 2022, mengatakan bahwa Data penerima Bantuan Sosial saat ini adalah hasil Survey yang digelar BPS(Biro Pusat Statistik) pada tahun 2015 yang lalu.
Diterangkan Winda, bahwa BPS tidak berkoordinasi dengan Desa pada saat itu, sehingga ketika ditemukan Data yang tidak sesuai dengan ketentuan penerima Bantuan, Masyarakat cenderung menyalahkan Aparat Desa padahal Aparat Desa tidak tahu menahu tentang Data tersebut.
Winda mengatakan bahwa Musdessus kali ini diproyeksikan untuk memvalidasi Penerima Bantuan Sosial agar tidak Sasaran.
Dari Musdessus di Nagori Sitalasari yang dipimpin Ketua BPD (Maujana) Oktavianus Rumahorbo, terungkap bahwa Bantuan Sosial ini berpotensi memanjakan Warga ketika Kepala Dusun (di Simalungun dinamai Gamot, red) Sidorejo Rudy, mencoret 67 KK Penerima Bansos yang lama dan diganti dengan Penerima yang baru, yang memang layak bila ditinjau dari berbagai sisi.
Rudy menjelaskan bahwa Hasil penelusuran mereka penerima versi sebelumnya banyak yg masih berusia produksi, energik dan masih memiliki daya juang, sehingga masih mampu mencari nafkah untuk keluarganya, oleh karena itu untuk kali ini Di Dusun kami, calon Penerima Bansos adalah Keluarga yang sudah Lansia dengan sumber penghasilan yang sangat minim, begitu juga keluarga Disabilitas dan Anak Usia Sekolah melaui Program PKH.
Ketentuan yang ditetapkan Rudy di Sidorejo didukung BPD sebagaiman diungkapkan Basmin Sianipar sebagai wakil Ketua BPD dan Drs Saut Sirait sebagai Sekretaris BPD. Keduanya senada mengatakan agar para Kepala Dusun jangan memilih Calon Penerima Bansos, karena faktor Kolusi, pertemanan, keluarga bahkan adanya faktor ‘bagi hasil’ sebagaimana issue yang bukan rahasia umum lagi di Desa Sitalasari.
Bansos berpotensi manjakan Warga menjadi perhatian utama warga yang bermusyawarah, sehingga ada banyak nama yang dicoret yang dinilai masih potensil dan energik mencari nafkah asal ada upaya dan kemauan untuk bekerja keras, sedangkan jumlah Warga yang Lansia dan Disabilitas lebih banyak yang diusulkan untuk menerima Bansos.
pour.