Tanah Jawa, BoaBoaNews
Badan Jalan Rabat Beton Nagori Bajadolok Terancam Jebol.
Jalan Rabat Beton Nagori Bajadolok Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, terancam jebol akibat hantaman Banjir Air Hujan yang turun hampir Tiap hari, menimbulkan Aiiran Air Deras, yang mengalir dari Dataran yang lebih tinggi ke Dataran yang lebih rendah.
Buruknya perencanaan Pembangunan di Nagori ( Desa) Baja Dolok, yang tidak merancang Parit pembuangan Air Hujan, berakibat merusak beberapa lahan yang berkemiringan tinggi.
Jalan Rabat Beton yang dibangun dari Dana Desa, menjadi salah satu korban perencanaan yang tidak matang. Beram Jalan dan bawah Jalan Rabat Beton yang menjadi Jalan Utama di Nagori tersebut, terkikis dan longsor mengakibatkan Jalan Rapat Beton ‘menggantung’ .
Sebagian Badan Jalan tidak lagi menapak Tanah, sehingga Pengendara Roda Dua, Empat, apalagi Truk bermuatan, berpotensi mematahkan Jalan Rabat Beton dan terancam menjadi Korban.
Saat ini Pengendara terpaksa super hati hati ketika melintas dengan cara menerabas badan jalan yang tidak di Beton di sisi lain Jalan, sementara Rabat Beton dihindari karena sudah tidak menapak Tanah, karena bila dilintasi Jalan tersebut bisa Patah dan Kendaraan bisa nyungsep sementara Pengendara bisa jadi Korban.
Sutris salah seorang penduduk setempat yang ditemui 7 september 2024 kemarin, momengatakan, bahwa jebolnya Beram Jalan akibat turunnya air hujan yang berkepanjangan, mengalirkan Air Deras seperti Sungai yang mengikis tanah di bawah Jalan Rabat Beton.
Masyarakat bergotong royong mengisi pasir dalam karung plastik, untuk membendung aliran Air Hujan agar tanah di area sekitar Jalan Rabat Beton tidak longsor , namun sia sia, karena aliran deras air hujan menggerus pasir dalam karung plastik hingga benteng karung plastik mengempis dan tak berfungsi menghempang Aliran Air Deras .
Beberapa penduduk Nagori Baja Dolok yang ditemui, kepada BoaBoaNews mengatakan: di wilayah lokasi longsor ada juga Sarana Air Minum yang juga terancam rusak.
Sarana Air Minum tersebut, dibangun dari Dana Pansimas tahun 2021 lalu, dengan menelan biaya hampir 400 juta. Pipa Air yang bersumber dari PDAM Tirtalihou ini ternyata sudah lama tidak bermanfaat bagi pelanggan yang adalah Warga Nagori Baja Dolok.
Hanya di awal-awal pengoperasiannya saja Sarana Air Minum ini mengalir lancar, namun tidak berapa lama aliran air mulai tersendat-sendat dan akhirnya mati sama sekali.
Sesuai dengan prinsip Swadaya, pembiayaan Air Minum ini dikutip dari Pelanggan, dan ketika Aliran Air lancar sampai ke Rumah, Warga membayar Yuran dengan Suka cita, namun sejak air berhenti mengalir, tentu warga tidak lagi Sudi membayar Yuran, namun apa lacur?
Petugas perangkat Desa terus mengutip uang dari pelanggan secara paksa. Yuran dikutip setiap bulan, walau Warga sudah mengeluh dan protes, Pangulu (Kepala Desa), melalui Perangkatnya, terus memaksa, anehnya, Air tidak mengalir namun Tagihan (Yuran Air) malah semakin membengkak, ujar Warga/Pelanggan sengit. Pelanggan yang namanya tak mau disebut meminta agar Air Bersih dialirkan secara lancar, maka Yuran pun pasti dibayar secara lancar, namun jika tagihan dipaksa dikutip sementara Air Bersih tidak mengalir, maka Pelanggan bisa menempuh jalur hukum, ujar si Pelanggan mengancam.
BoaBoaNews mencoba menemui Jumawan selaku Pangulu Baja Dolok, namun tidak berada di kantornya. BoaBoaNews yang berniat mengkonfirmasi tentang: Jalan Rabat Beton yang terancam patah , pinggir rabat beton yang longsor dan tentang Sarana Air Minum dan Pipa yang tak mengalirkan Air, ternyata Pangulu tidak berada di Kantor. Menurut penduduk setempat yang minta namanya dirahasiakan, mengatakan bahwa oknum Pangulu Baja Dolok sulit dijumpai. Pangulu ini punya Dua Istri, yang ke duanya sama-sama berdomisili di Nagori Bajadolok, Pangulu lebih sering berada di Rumah Istri-Istri nya, namun tak bisa ditentukan dirumah istri yang mana saat ini, ujarnya setengah mengelak, BoaBoaNews meninggalkan Desa Baja Dolok, tanpa sempat bertemu dengan Pangulunya.
Penulis Berita : Bosar Sinaga.
Editor : tavi