Tinggi Raja ,Desa Piasa Ulu, Asahan : BoaBoaNews.
Banjir selalu menggenangi beberapa Desa, di Kecamatan Tinggi Raja, Kabupaten Asahan, minimal 4 kali dalam Setahun.
Salah satu langganan Banjir di Kecamatan ini adalah Desa Piasa Ulu, yang terletak di tengah wilayah Perkebunan PTPN 3 dan PTPN 4. Banjir yang selalu menggenangi Desa ini tidak pernah absen. Di Nopember 23 ini saja, Piasa Ulu, 2 X Banjir, yang pertama pada tanggal 12 lalu, dan malam tadi, tepat pukul 02.00 WIB, Warga yang sedang terlelap, Tiba-tiba kelelep (tenggelam) oleh banjir yang datang tanpa kulonuwun.


Warga Piasa Ulu di 4 Dusun, kalang kabut, mencari tempat yg lebih tinggi untuk sekedar berkumpul menunggu hari terang dan tadi pagi, nampak warga disibukkan penyelamatan barang-barang yang terlanjur basah kuyup.
M. Y. Munte, warga Piasa Ulu, Aktivis dari Pospera mengatakan, bahwa Warga Piasa Ulu sudah berulang kali menjerit, berteriak agar Banjir di Desa mereka, tolong di kendalikan, namun Pemkab Asahan, Tuli, dan Bebal karena tidak perduli dengan jeritan warga Piasa Ulu.
Demikian juga PTPN 3 dan 4 , sama dan sebangun, tak mm emandang se bb elah matapun warga yg mendiami Enklave di tengah Kedua Perkebunan Milik Pemerintah tersebut. Jangankan menolong, melirik saja pun mereka tak sudi, padahal lahan Sawit kedua Kebun tersebut, banyak yang diambil dari Warga Piasa Ulu, bahkan sekarang masih ada yang bersengketa dengan Warga.
M. Yusup, Wartawan BoaBoaNews, sudah menghubungi berbagai Lembaga, baik Pemerintah, BUMN, Swasta dan LSM, tidak ada yang memberi Solusi. NGO FUTRA, dari Siantar, mengusulkan kepada MY Munte dari Pospera, agar mengusulkan PTPN 3 dan 4, agar menormalisasi Saluran-saluran Air yang mengalirkan curahan hujan dari areal sawit ke Sungai yang mengalir menuju Selat Malaka, namun PTPN 3 dan 4 Kebun Piasa Ulu, tak pernah menggubris, padahal sesuai Peraturan dan Per undang-undang an, Kebun disekitar Pemukiman bertanggung jawab menjaga kenyamanan Warga dari akibat apapun yang ditimbulkan Kebun-Kebun milik Swasta maupun Negara.
Hal tersebut diatur melalui penyaluran Dana bantuan yang populer disebut CSR. Namun berkali-kali diingatkan Kebun PTPN 3-4 di Piasa Ulu, tetap tak perduli,
NGO FUTRA melalui eksekutifnya mengatakan, selain Normalisasi Saluran air Pembuang, PTPN 3 dan 4, bisa menggali Danau Buatan yang menjadi Penampungan sir hujan, ketika Air melimpah, yang tidak tertampung Saluran Pembuangan.
Anggaran untuk Danau buatan ini bisa diambil dari Dana wajib CSR tadi, namun karena Bupati dan DPRD Kabupaten Asahan tidak perduli, maka 3 Desa di Kecamatan Tinggi raja ini, tidak pernah bebas dari Banjir.
Masyarakat ke 3 Desa, sedang menyusun rencana Unjuk Rasa besar-besaran agar gaungnya menggema secara nasional hingga Pemerintah Pusat turun tangan, ucap M Y Munte penuh harap.
Penulis berita: M. Yusup.
Editor : tavi