Simalungun BOABOANEWS
Petani di Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi di pasaran. Akibat kelangkaan pupuk bersubsidi, petani akhirnya harus membeli pupuk non subsidi dengan selisih harga yang cukup tinggi.
“Pupuk (subsidi) langka pak,” kata Hendri, salah seorang petani kepada awak media ini, Jumat (5/11/2021).
Sulitnya mencari pupuk bersubsidi sudah dirasakan petani sejak pertengahan tahun 2021.
Akibatnya, ia terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya dua kali lipat dari harga pupuk bersubsidi.
“Terpaksa pakai yang non subsidi, hargnya Rp 500 ribu. Kalau yang subsidi, urea itu Rp135 ribu, kalau (pupuk) poska Rp145 ribu. Bedanya jauh, harusnya dapet dua kuintal pupuk, yang non subsidi cuma dapet satu kuintal,” papar Hendri.
Akibat kelangkaan pupuk, memasuki musim tanam pertengahan tahun ini para petani sama sekali belum melakukan pemupukan. Padahal tanaman padi milik petani sudah berumur 15 hari dan harus dilakukan pemupukan.
Hendri berharap pemerintah agar memperhatikan nasib petani atas kelangkaan pupuk. Ia juga berharap agar pemerintah menggelar operasi pasar untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani. (AS)
Keterangan gambar : Tampak lahan tanaman jagung milik petani sudah siap di pupuk