Oleh : Dedi Sitanggang
Indonesia masih belum maksimal menekan angka prevelensi stunting. Hingga Maret 2022, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), membukukan angka stunting sebesar 24.4%. Angka ini masih jauh dari batas yang ditetapkan WHO, 20%. Pentingnya menjaga asupan gizi sejak 1000 hari masa kehidupan dimulai, akan memengaruhi ketahanan nasional suatu bangsa.
Pemerintah butuh kerja keras untuk mengejar target 14% angka stunting di tahun 2024. Namun, melihat angka penurunan prevelensi stunting terakhir itu, pemerintah butuh partner kerja mempercepat penurunan angka itu. Apalagi, pemerintah masih bekerja ekstra membenahi banyak sektor yang terpuruk akibat badai Covid-19. belum lagi September ini dengan berat hati pemerintah harus menyesuaikan harga BBM. Praktis, terjadi eskalasi harga yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Stunting, terlihat pada anak di bawah usia lima tahun. Kondisi ini disebabkan karena kekurangan gizi kronis, yang menjadikan si anak bertubuh kecil untuk usianya. Namun sebenarnya, kondisi malnutrisi ini telah terjadi selama beberapa hari pertama kehidupan di dalam rahim, tetapi retardasi tetap terjadi selama masa pertumbuhan sampai usia 2 tahun.
Data sebaran stunting di Indonesia tahun 2022, sumber Ditjen Bina Pembangunan Daerah – Kementerian Dalam Negeri.
Peran Pemerintah
Upaya pencapaian Sustainable Development Goals atau SDGs di berbagai negara saat ini menghadapi tantangan besar akibat krisis ekonomi global yang sedang berlangsung. Selanjutnya, pandemi Covid-19 menghentikan atau memperlambat kemajuan dalam upaya masyarakat internasional untuk mencapai SDGs.
Begitu pula dengan peringkat Indonesia dalam upaya pencapaian SDG goals naik dari peringkat 97 dari 163 negara pada tahun 2021 menjadi peringkat 82 pada tahun 2022, namun Indonesia memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan saat ini.
Data itu disampaikan Wakil Presiden KH Maruf Amin pada acara pembukaan virtual Indonesia SDGs Corporate Summit (ISCOS) 2022 yang diselenggarakan oleh CSR Development Companies Forum (CFCD) di Jakarta, 9 Juni 2022 lalu.
“Angka stunting turun dari 30,8% pada 2018 menjadi 24,4% pada 2021, tetapi masih ada tantangan yang signifikan untuk mengurangi 10,4% selama 2,5 tahun ke depan,” jelasnya
Di banyak tempat, upaya pemerintah untuk mencegah stunting dilaksanakan melalui Program Peningkatan Gizi Masyarakat melalui Program Peningkatan Gizi Anak Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Program ini banyak diadopsi di sekolah-sekolah dasar negeri maupun swasta di banyak tempat di Indonesia.
Peran PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA)
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia dengan bidang usaha produksi pakan, peternakan unggas, pembibitan dan penggemukan sapi, budidaya, pembuatan vaksin dan obat-obatan hewan.
Perusahaan ini menjadi bagian penting iklim industri di Indonesia sejak berdiri pada tahun 1971. Komitmennya untuk dapat merayakan keberhasilan merangkul masa depan, disempurnakan pada tahun 2021, pertanda lima dekade perjalanan dalam menyediakan protein bergizi yang terjangkau bagi masyarakat.
Sejak 1971, operasi PT JAPFA telah berkembang mencakup produksi pakan ternak, pembibitan dan peternakan hingga pengolahan produk protein hewani dengan adanya perkembangan teknologi dan praktik peternakan.
Japfa menerapkan rantai produksi yang terintegrasi untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi secara terus menerus. Alhasil, perusahaan ini menjadi salah satu produsen protein hewani bermutu dan terbesar di Indonesia.
Dalam memasarkan produk tinggi protein hewani, JAPFA membuat terobosan untuk memenuhi kebutuhan pelaku bisnis di bidang Food & Beverage. Dengan konsep ini, konsumen dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan setiap produk JAPFA.
Produk-produk PT JAPFA yang tinggi protein hewani di antaranya: produk protein primer (ayam, daging sapi, ikan, dan susu) hingga produk protein turunannya (produk daging olahan dan produk penunjang lainnya).
Sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan untuk mengajak keluarga Indonesia memahami pentingnya asupan protein hewani, PT JAPFA gencar mengedukasi masyarakat dengan mengadakan berbagai pertemuan langsung maupun webbinar tentang pentingnya asupan protein hewani bermutu di 1000 hari mulai masa kehidupan.
Dr Sandra Fikawati, MPH, Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), mengatakan bahwa manusia membutuhkan protein yang terdiri dari asam amino sebagai zat pembangun tubuh.
“Ada hingga 20 asam amino yang berbeda. dalam tubuh manusia, sembilan di antaranya merupakan asam amino esensial yang harus diperoleh dari makanan. Oleh karena itu, asupan protein hewani memegang peranan penting dalam mencegah stunting pada anak,” kata Sandra Fikawati.
Corporate Affairs Director JAPFA Rachmat Indrajaya mengatakan, berbagai pertemuan itu digagas PT JAPFA bagian dari upaya perusahaan memberikan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan konsumsi protein hewani di masyarakat.
Sebagai pemasok protein hewani Indonesia, PT JAPFA berupaya menyediakan produk dengan kualitas terbaik dengan harga terjangkau. Untuk memastikan kualitas produk, JAPFA selalu memperhatikan penerapan Standard Operating Procedure (SOP) yang ketat dan didukung oleh tenaga layanan lapangan yang profesional.
“Oleh karena itu, produk olahan protein hewani yang dihasilkan memenuhi konsep ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal),” kata Rachmat. (Tulisan ini didaftarkan dalam untuk lomba karya tulis jurnalistik yang diselenggarakan PT JAPFA)